google.com |
Dalam setiap pekerjaan apapun membutuhkan Hardskill dan Softskill yang seimbang. Hardskill adalah keterampilan yang nyata, terukur, analitis, dengan hak yang jelas yaitu apa yang kebanyakan orang menganggapnya sebagi tulang punggung keberhasilan. Contoh yang termasuk hardskill kemampuan ilmu pengetahuan, seperti rekayasa dan karya ilmiah, akuntansi, pemrograman, keterampilan teknis, dan keterampilan administrative (Richards Jan, 2011). Sedangkan Softskill adalah hal yang bersifat halus dan meliputi keterampilan psikologis, emosional dan spiritual. Tidak ada kesepakatan tunggal tentang makna softskill. Menurut Wicaksana (2010), Softskill adalah sebuah istilah dalam sosiologi tentang EQ (Emotional Intellience Quotient) seseorang, yang dapat dikategorikan menjadi kehidupan sosial, komunikasi, bertutur bahasa, kebiasaan, keramahan, optimasi. Ada pula menurut Widhiarso (2009) yang mendefinisikan softskill sebagai seperangkat kemampuan yang mempengaruhi bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain. Softskill memuat komunikasi efektif, berpikir kreatif dan kritis, membangun tim, serta kemampuan lainnya yang terkait kapasitas kepribadian individu. Sesungguhnya Hardskill tanpa diikuti dengan Softskill yang baik tidak akan menghasilkan pekerjaan yang maksimal.
Contohnya seorang Akuntan, kemampuan hardskill yang harus dimilikinya adalah kemampuan membuat laporan keuangan yang benar dan tepat, mengetahui dasar-dasar pembuatan laporan keuangan. Sedangkan keterampilan softskill yang dimilikinya adalah jujur, disiplin, teliti, cerdas dan bertanggung jawab. Dari contoh tersebut, setidaknya kalian dapat memiliki gambaran untuk membedakan antara hardskill dan softskill.