Jumat, 25 Januari 2013

RSBI dan Pendidikan Gratis


google.com
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) atau Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) menjadi tren sekolah pada umumnya dan termasuk warga Grobogan pada khususnya, yang merupakan pertanda langkah ke ara kemajuan di bidang pendidikan. Dengan memperhatikan kualitas pendidikan yang secara umum ditafsirkan sekolah dengan kualitas lulusan yang mampu menggunakan bahasa inggris khususnya yang sampai saat ini atau bahkan untuk tahun ke depanpun merupakan tolak ukur utama siswa atau seseorang dikatakan mempunyai kemampuan lebih di dunia pendidikan.

Pada dasarnya RSBI dimaksudkan agar mutu pendidikan dapat dimaksimalkan dengan melakukan rintisan sekolah bertaraf internasional dengan menggunakan pengantar bahasa Inggris meskipun tidak mengesampingkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

Sebagaimana diketahui secara umum bahwa seseorang dalam merintis arah kehidupan sangat ditentukan oleh kemampuan dan tingkat pendidikan yang dimiliki, di mana sampai saat ini untuk memasuki sekolah yang lebih tinggi dibutuhkan kemampuan lebih atau bahkan untuk memasuki dunia kerja nantinya diutamakan seseorang yang mempunyai berbagai keahlian dan kemampuan.

Salah satu yang sampai saat ini yang sangat penting adalah kemampuan menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar, dalam arti mampu aktif berbahasa inggris. Lebih-lebih diprasyaratkan adanya sertifikat TOEFL yang menjadikan momok bagi sebagian besar lulusan sekolah untuk memasuki dunia kerja. Hal ini tidak mengesampingkan pentingnya kemampuan yang harus dimiliki seseorang seperti Komputer, Bahasa Asing yang lain, dan sejenisnya.

Dilema ini merupakan sebuah langkah menuju keputusan yang sulit bagi sebagian siswa dan atau orang tua sebagai penopang biaya siswa untuk mewujudkan keinginan agar mempunyai kualitas pendidikan yang bisa bersaing di dunia pendidikan dan dunia kerja. Dilema dalam arti ingin meraih kualitas pendidikan yang maksimal, tetapi Biaya yang sangat tinggi membuat keinginan tersebut tertunda atau bahkan terkubur begitu saja. Hanya sebagian kecil siswa yang mampu meraih sukses lebih baik dengan mengandalkan pendidikan secara umum / reguler, hal ini yang mendorong siswa atau orang tua siswa berniat memasuki dunia pendidikan dengan tingkat kesulitan tinggi yaitu RSBI / SBI agar memiliki kemampuan lebih untuk bersaing di dunia pendidikan lebih tinggi atau memasuki dunia kerja.


Dilema berikutnya lebih khusus pada tingkat Pembiayaan. Di mana sampai saat ini dalam peraturan yang berlaku di departemen pendidikan disampaikan bahwa sekolah negeri kategori RSBI dan SBI diperbolehkan memungut dana dari orang tua siswa yang mampu dengan persetujuan Komite Sekolah (Pedoman BOS 2009). Kedua kalinya, Dilema lebih ditegaskan di sini adalah berupa biaya.

Kalau kita kembali ke awal, bahwa RSBI dan SBI dimaksudkan untuk mendapatkan kualitas pendidikan yang maksimal yang sampai saat ini secara awam diukur dari kemampuan siswa dalam berbahasa inggris, mampu menguasai komputer dan aplikasinya (internet), kemampuan berbahasa asing lainnya, dan lain-lain sehingga kemampuan untuk mendapatkan kesempatan memperoleh hal tersebut sangat terbatas bagi sebagian besar siswa atau orang tua siswa yang kurang beruntung dalam materi (kurang mampu).

Memang ada penegasan, bahwa hanya orang tua siswa yang mampu yang diperbolehkan dibebani biaya, tetapi pada kenyataannya sangat disayangkan hal tersebut tidak berjalan dengan baik. Dengan alasan yang halus sampai ultimatum yang tidak menyenangkan bagi orang tua siswa yang kurang mampu sangat dimungkinkan banyak terjadi. Atau dengan kata lain mereka akan mundur teratur dari arena persaingan untuk menuju pembelajaran di sekolah bergengsi terserbut.

Dilema yang lain adalah bahwa pemerintah daerah mengkampanyekan pendidikan gratis, tapi prekteknya masih banyak pungutan-pungutan liar yang dilakukan oleh pihak sekolah. Dengan dalih adanya beberapa pengeluaran yang tidak dapat dibiayai dengan dana BOS.

Mari kita telaah lebih mendalam, RSBI dan SBI, seharusnya dinikmati oleh siswa dari segala lapisan ekonomi. RSBI dan SBI, seharusnya diberikan perhatian yang lebih, atau bahkan sangat lebih. Karena dengan output yang lebih baik dalam kualitas pendidikannya, maka sudah seharusnya memberikan rangsangan atau stimulus khusus bagi sekolah yang mempunyai kemampuan lebih menghasilan siswa yang berkualitas tinggi yang ke depannya digunakan sebagai acuan dalam target pencapaian angka keberhasilan pendidikan khususnya dalam pencapaian target nilai dengan standar internasional. Bukan malah sebaliknya, memberikan beban kepada siswa dan orang tua siswa yang sudah bekerja ekstra keras dalam belajar agar mampu memperoleh kualitas pendidikan yang diharapkan oleh Departemen Pendidikan di mana RSBI dan SBI merupakan sarana yang seharusnya dianak emaskan agar kualitas pendidikan lebih nyata terlihat dan nyata terserap. Siswa diberikan materi yang lebih, lebih-lebih kemampuan dengan pengantar bahasa inggris yang sampai saat ini masih terbatas pada sebagian kecil siswa yang sudah menguasainya. Orang tua diberikan tangung jawab mengawal anaknya agar lulus dalam menempuh dunia pendidikan di RSBI dan SBI. Selanjutnya, Pemerintah baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memberikan fasilitas yang lebih dan bahkan kalau memungkinkan mengcover seluruh biaya pendidikan tanpa terkecuali khususnya sekolah negeri. RSBI dan SBI, seharusnya dijadikan Program Utama  disamping Program Wajar 9 tahun.

RSBI dan SBI, seharusnya semakin diperluas dan diberikan insentif lebih khususnya sekolah negeri agar semakin banyak sekolah negeri yang termotivasi menuju ke arah kemajuan dunia pendidikan. Bukan Sebaliknya, RSBI dan SBI, dikatakan sebagai sekolah mewah atau sekolah mahal. RSBI dan SBI, dikatakan sebagai sekolah khusus. RSBI dan SBI, dikatakan sebagai sekolah khusus orang kaya. RSBI dan SBI, dikatakan sebagai sekolah tanpa tenggang rasa. RSBI dan SBI, dikatakan sebagai sekolah tanpa kata tidak. Pointnya, RSBI dan SBI, adalah sarana untuk siswa dengan kemampuan otak, dan kemauan maju, serta kecakapan lebih. RSBI dan SBI, adalah sarana untuk siswa dengan keunggulan yang lebih di segala bidang pendidikan. Kaapan RSBI dan SBI, adalah sarana untuk siswa dengan kemampuan ekonomi segala lapisan, tanpa mengenal kaya dan kurang mampu, asal potensi tinggi dalam intelekstualnya.

RSBI dan SBI, adalah sarana untuk siswa berkembang menjadi generasi handal  dengan kemampuan yang lebih. Arahannya, Pemerintah, yang dalam hal ini adalah kementrian Pendidikan Nasional, perlu segera  :  Merevisi aturan yang memperbolehkan sekolah menarik dana dari siswa dan orang tua siswa tanpa terkecuali. Memberikan priorotas lebih kepada RSBI dan SBI, selain Program Sekolah Gratis 9 Tahun, baik dari segi pembiayaan, segi perluasan sekolah  RSBI dan SBI, dan Pengembangan Sarana dan Prasarana bagi sekolah RSBI dan SBI khususnya sekolah negeri.

Memberikan akses seluas-luasnya kepada siswa dari segala lapisan ekonomi, untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik khususnya dengan  tingkat RSBI dan SBI agar tercapainya rasa keadilan dan kesetaraan demi rasa kemanusiaan.  Memberikan Rangsangan dan Stimulus khususnya bagi sekolah yang mempunyai prestasi lebih termasuk RSBI dan SBI agar perkembangan  sekolah dengan tingkatan RSBI dan SBI semakin meluas dan dapat dirasakan oleh seluruh siswa yang pada akhirnya memungkinkan upaya  pemerintah meraih target tingkat pendidikan di tingkat internasional semakin jelas dan nyata.

Di samping itu bagi orang tua yang berkemampuan di bidang ekonomi juga perlu adanya kesadaran dan keikhlasan yang tinggi dalam partisipasi dalam pembiayaan pendidikan. Tidak perlu iri kalau ada tetangganya yang gratis dalam pembiayaan anaknya.

Bagi siswa dan orang tua siswa yang kurang beruntung dalam ekonomi, persiapkan putra-putri untuk bersaing di dunia pendidikan, agar kemampuan pendidikannya bisa bersaing dan pengawasan yang lebih bagi yang telah dan saat ini menempuh pendidikan di RSBI dan SBI  khususnya agar kemampuan pendidikan putra-putrinya semakin berkembang. RSBI dan SBI harus di tunjang berbagai sarana yang dapat mendukung suksesnya  program tersebuut, seperti computer, leboratorium bahasa,internet dan perangkat lunak lainnya, namun itu saja tidak cukup masih harus ditunjang dengan tenaga penganjar yang menguasai Bahasa inggris dan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IT).  Jangan sampai terjadi Sekolah yang menngkampanyekan RSBI dan SBI sekedar trend atau sekedar mencari dana tambahan para pengelola lembaga pendidikan di samping dana dari pemerintah ?

Akhirnya, Tanpa mengurangi rasa hormat atas segala upaya yang telah dilaksanakan, maka bersama ini bersama hati bersama nurani bersama kebesaran hati, agar upaya pendidikan yang lebih merata, lebih merakyat, lebih terencana, dan lebih berkesinambungan, segera dillakukan dengan segala upaya agar pendidikan yang saat ini sudah semakin maju dengan pesat, semakin berkembang khususnya dengan tingkatan RSBI dan SBI. Sehingga dilema yang dirasakan sebagian besar masyarakat khususnya yang kurang mampu akan terkikis habis demi rasa keadilan dan kesetaraan demi kemanusian. ***

Oleh : Mukhaelani, S.Pd, Ketua Komite SD N Jatipecaron Kec. Gubug Grobogan
Sumber : Majalah Gema Bersemi edisi 05/2010
 
 

1 komentar:

  1. terima kasih atas informasinya..
    semoga bermanfaat bagi kita semua mobil baru

    sukses selalu

    BalasHapus