Minggu, 29 Mei 2011

Peran UKM dalam Mendorong Kekompetitifan Perekonomian Indonesia


SEJARAH perekonomian telah ditinjau kembali untuk mengkaji ulang peranan usaha skala kecil – menengah (UKM). Beberapa kesimpulan, setidak-tidaknya hipotesis telah ditarik mengenai hal ini. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat sebagaimana terjadi di Jepang, telah dikaitkan dengan besaran sektor usaha kecil. Kedua, dalam penciptaan lapangan kerja di Amerika Serikat sejak perang dunia II, sumbangan UKM ternyata tak bisa diabaikan. (D.L. Birch, 1979)
sumber : google.com
Krisis yang terjadi di Indonesia pada 1997 merupakan momen yang sangat menakutkan bagi perekonomian Indonesia. Krisis ini telah mengakibatkan kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi berubah. Usaha besar satu persatu pailit karena bahan baku impor meningkat secara drastis, biaya cicilan utang meningkat sebagai akibat dari nilai tukar rupiah terhadap dolar yang menurun dan berfluktuasi. Sektor perbankan yang ikut terpuruk turut memperparah sektor industri dari sisi permodalan. Banyak perusahaan yang tidak mampu lagi meneruskan usaha karena tingkat bunga yang tinggi. Berbeda dengan UKM yang sebagian besar tetap bertahan, bahkan cendrung bertambah.

Ada beberapa alasan mengapa UKM dapat bertahan di tengah krisis moneter 1997 lalu. Pertama, sebagian besar UKM memproduksi barang konsumsi dan jasa-jasa dengan elastitas permintaan terhadap pendapatan yang rendah, maka tingkat pendapatan rata-rata masyarakat tidak banyak berpengaruh terhadap permintaan barang yang dihasilkan. Sebaliknya kenaikan tingkat pendapatan juga tidak berpengaruh pada permintaan. Kedua, sebagian besar UKM tidak mendapat modal dari bank. Implikasinya keterpurukan sektor perbankan dan naiknya suku bunga, tidak banyak mempengaruhi sektor ini. Berbeda dengan sektor perbankan bermasalah, maka UKM ikut terganggu kegiatan usahanya. Sedangkan usaha berkala besar dapat bertahan. Di Indonesia, UKM mempergunakan modal sendiri dari tabungan dan aksesnya terhadap perbankan sangat rendah.

Rabu, 11 Mei 2011

Inflasi Indonesia Tertinggi Kedua di ASEAN


sumber : google.com

Thursday, 17 February 2011 JAKARTA(SINDO) – Dengan inflasi tahunan (year on year)yang mencapai 7,02% pada Januari 2011,Indonesia tercatat sebagai negara dengan inflasi tertinggi kedua di antara negara- negara ASEAN.
Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro mengatakan, inflasi di Indonesia tergolong mengkhawatirkan. Inflasi Indonesia hanya berada di bawah Vietnam yang membukukan inflasi mencapai 11,75%.Sementara negara ASEAN lainnya mencatatkan nilai inflasi lebih rendah yang bervariasi, antara lain Singapura 4,59%, Filipina 3,54%, Thailand 3,03%,dan Malaysia 2,2%.
“Ini pekerjaan rumah yang berat untuk kita mengingat krisis pangan masih menghantui perekonomian global,” tutur Bambang di Jakarta kemarin. Dia mengatakan, tekanan inflasi tidak hanya menarik perhatian pemerintah Indonesia, melainkan sudah menjadi isu dunia. Negara maju, termasuk China yang kini di peringkat kedua dalam peta kekuatan ekonomi dunia, turut merasakan tekanan inflasi yang tinggi.